
Perayaan Tahun Baru Imlek tidak lepas dari penampilan atau atraksi Barongsai. Hal tersebut lantaran Barongsai sebagai salah satu lambang identitas masyarakat Tionghoa. Selain itu pula, kehadirannya juga memiliki makna khusus seperti tolak bala.Seperti yang dikatakan Ketua Panitia Bersama Imlek 2025 Kota Solo, Sumartono Hadinoto. Diminta pendapat terkait makna dalam kirab Barongsai yang dihadirkan pada perayaan Imlek di Solo, dirinya menjelaskan bahwa pada legenda dahulu, kehadiran Barongsai dianggap mampu mengusir hal buruk atau tolak bala."Kalau kita melihat legenda di Tiongkok, Barongsai ini di legenda itu tercipta karena untuk mengusir semacam monster (tolak bala). Selain sebagai tolak bala, Barongsai ini juga akan membawa kebahagiaan dan rezeki. Jadi kita berharap di tahun yang baru semuanya lebih terberkati dan lebih bahagia," kata Sumartono Hadinoto di kantor PMS pada Selasa (14/1/2025).Senada Aji Candra salah satu Panitia Bersama Imlek Solo 2025, juga menjelaskan bahwa kehadiran Barongsai menghadirkan kebahagiaan. Selain itu juga ada yang meyakini sebagai tolak bala."Sudah dilakukan bertahun-tahun, setiap akhir perayaan Imlek kita selalu melakukan Kirab. Kenapa diberikan nama tolak bala, karena masih banyak orang-orang Tionghoa yang senior, mengatakan kalau beliau dan Barongsai keliling di jalan pada saat Cap Go Meh. Itu akan membawa berkah, mangkanya kami menyebutnya tolak bala," ucap Aji Candra.Dirinya juga menambahkan bahwa alasan disebut tolak bala dan membawa berkah, karena seluruh anggota Barongsai yang akan mengikuti jalannya kirab, adalah satya dari klenteng yang melakukan sembahyang sebelum melaksanakan acara keliling."Semua tim Barongsai yang keliling-keliling itu, satya dari Klenteng. Jadi ada sembahyang dulu sebelum mereka berkeliling," ucapnya menambahkan.Diketahui pada perayaan Imlek 2025 di Solo, akan ada empat perkumpulan Barongsai yang akan melaksanakan kirab pada (12/2/2025). Group yang tampil Barongsai Tripusaka akan melakukan kirab dari Klenteng Coyudan menuju Jl. Kalilarangan, Baluwarti, Pasar Klewer, Singosaren. Kemudian lewat perempatan Ngarsopuro Slamet Riyadi, Jalan Yos Sudarso, Jalan Kratonan, Notosuman, Sraten dan Oriental Elektronik.Kemudian Barongsai Macan Putih dari Klenteng Pasar Gede menuju Jalan Suryopranoto, Widuran, Jalan Urip Sumohardjo, Martadinata, Cut Nyak Dien, Ir Juanda, Kapten Mulyadi, Lojiwetan dan Kelurahan Sudiroprajan.Barongsai Budi Dharma yang terbagi dua tim, pada tim pertama dari Pasar Legi, Banjarsari, Kapunton, Jalan Urip Sumohardjo dan Panggung. Tim kedua dari depan Pegadaian, Jalan Arifin, Sutan Syahrir, Pantisari, Jalan Urip Sumohardjo dan panggung.Sedangkan yang terakhir Singa Mutiara dari Vihara Srambatan menuju Jalan Gadjah Mada, kemudian ke arah Purwosari menggunakan mobil pick up dan kembali berjalan menuju Ngarsopuro. (JK)